Minggu, 14 November 2010

Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa pada Hari Arafah, yaitu hari kesembilan dari bulan Dzulhijjah. Pada hari ini Umat muslim yang sedang menunaikan ibadah haji berkumpul di Arafah untuk melaksanakan wukuf. 

Adapun tentang keutamaan berpuasa hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah didasarkan pada hadits berikut ini:

صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ عَاشُوْرَاَء يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً

"Artinya : ...puasa pada hari Arafah -aku mengharap dari Allah-
menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan
datang. Dan puasa pada hari Aasyura' (tanggal 10 Muharram) -aku mengharap
dari Allah- menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu" [Shahih Riwayat
Imam Muslim 3/168, Abu Daud no. 2425, Ahmad 5/297, 308, 311, Baihaqi 4/286
dan lain-lain].

Kata ulama : Dosa-dosa yang dihapuskan di sini adalah dosa-dosa yang kecil.
Wallahu a'lam !

[Disalin dari buku Al-Masail jilid 2, Penulis Abdul Hakim bin Amir
Abdat hal 177-179, Penerbit Darul Qalam]

Puasa pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) adalah hukumnya sunat sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits tersebut.
Saya berpendapat bahwa hadits tersebut merupakan hadits yang kuat,dengan memperhatikan sanad dan perawinya. Maka umat muslim diharapkan untuk berpuasa dihari arafah. Jika kita melihat keutamaan dari puasa tersebut, betapa meruginya kita jika tidak melaksnakannya.


Minggu, 07 November 2010

Manusia dan Penderitaan

Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan akan dialami semua orang, karena hal itu sudah merupakan “resiko hidup” tinggal bagaimana manusia menyikapinya. Dalam kehidupan, manusia pasti akan merasakan kebahagiaan dan penderitaan. Allah memberikan kesenangan atau kebahagaian kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan. Seperti Firman-Nya yang telah tertulis dalam kitab suci Al-Qur’an (yang artinya) ;
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira pada orang-orang yang sabar,(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun (Sesungguhnya semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya). Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.Al-Baqarah:155-157).

Penderitaan yang terjadi saat ini
Banyak bencana yang melanda Indonesia, diantaranya adalah bencana meletusnya gunung merapi dan tsunami mentawai. Korban pun berjatuhan dan banyak warga yang mengungsi karena kehilangan tempat tinggal. Pasti semua manusia bertanya-tanya dalam dirinya. Kenapa bangsa kita berturut-turut mengalami musibah bencana alam?
Sebagai seorang Muslim kita berkeyakinan bahwa apa yang sedang melanda negeri kita Indonesia adalah musibah atas kehendak Allah, meskipun segala sesuatu yang terjadi melalui perantara fenomena alam dan ulah manusia. Segala sesuatu yang dikehendaki-Nya pasti terjadi, dan segala sesuatu yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan terjadi.
Musibah dan bencana merupakan bagian dari takdir Allah Yang Maha Bijaksana. Allah ta’ala berfirman (yang artinya),“Tidaklah menimpa suatu musibah kecuali dengan izin Allah. Barang siapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan berikan petunjuk ke dalam hatinya.” (QS. at-Taghabun: 11).

Pengaruh Penderitaan
 Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya.berikut adalah pengaruh dari penderitaan ;
 a. Pengaruh Negatif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin memperoleh pengaruh bermacam- macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap negative, misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri.
b. Pengaruh Positif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin juga akan memperoleh sikap positif dalam dirinya. Sikap positif adalah sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan hanya rangkaian penderitaan, melainkan juga perjuangan membebaskan diri dari penderitaan. Penderitaan juga bisa menjadi introspeksi diri bagi diri kita agar bisa mengoreksi semua kesalahan yang ada dalam diri kita agar kehidupan kita jauh lebih baik.

Cara Mengatasi Penderitaan
Penderitaan yang sudah menjadi takdir atau pun nasib kita sebenarnya bisa kita hindari karena yang membuat hidup kita menderita adalah perbuatan yang kita lakukan. Penderitaan bisa kita atasi dengan cara :
1. memulai sesuatu hal dengan hal yang baik, dengan cara ini penderitaan bisa kita hindari karena dengan berbuat baik nasib kita bisa berubah sesuai dengan perbuatan yang telah kita lakukan.
2. lebih mendekatkan diri pada Tuhan, dengan cara ini apa yang kita perbuat akan sesuai dengan jalan dan seturut dengan perintahNya. Penderitaan kita bisa berkurang jika selalu mendekatkan diri pada yang kuasa.
3. jalani hidup dengan optimis, dengan cara ini penderitaan dalam hidup kita akan segera berlalu karena adanya suatu motivasi dalam diri untuk mengakhiri segala penderitaan yang telah terjadi dalam hidup ini.

Hikmah Di Balik Derita
Dari tinjauan islam,musibah apapun yang berupa bencana alam atau akibat kelalaian manusia, segala yang terjadi telah ditakdirkan oleh Allah SWT. Oleh sebab itu pastilah ada hikmah yang dapat diambil dari berbagai kejadian yang menimpa, karena Dia yang Maha Adil dan Penyayang pasti tidak akan berbuat aniaya.
Penderitaan itu terjadi karena perbuatan yang kita lakukan. Bila kita melakukan hal yang buruk maka penderitaan tersebut akan datang silih berganti, tetapi jika kita melakukan perbuatan yang baik maka penderitaan itupun akan segera berakhir jika kita menghadapinya dengan optimis dan penuh keyakian. Dalam Al-Qur’an disebutkan Allah tidak pernah membuat penderitaan melebihi kekuatan yang di miliki setiap hambanya. Jadi, apapun penderitaan itu harus kita hadapi dengan optimis dan selalu yakin kepada Allah SWT.